Penyebab Penyakit Cuci Darah
Gejala Penyakit Cuci Darah
Pantangan Makanan Untuk Penyakit Cuci Darah
Macam-macam cuci darah

Bagi pasien dengan gagal ginjal stadium akhir, cuci darah
bisa memberikan kesempatan hidup lebih panjang setelah ginjal mereka berhenti
berfungsi.
Cuci darah
atau nama medisnya Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan darah yang
dilakukan menggunakan alat-lat kedokteran. Cuci darah dilakukan dengan tujuan
untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Proses cuci darah ini ditempuh
saat kerusakan ginjal telah mencapai 85-90 persen atau “Gagal Ginjal Terminal”
dimana ginjal tidak dapat lagi berfungsi seperti sediakala.
Penyebab
Penyakit Cuci Darah
Penyebab cuci darah adalah
infeksi ginjal (glomerulonefritis) dan gagal ginjal. Di Indonesia, infeksi
ginjal (glomerulonefritis) masih merupakan penyebab utama penyakit ginjal tahap
akhir (gagal ginjal) yang menjalani terapi cuci darah.
Gejala Penyakit Cuci Darah
1.
Keluarnya protein di dalam urin (proteiuria)
2.
Kencing
berwarna merah bercampur darah (hematuria)
3.
Penurunan fungsi ginjal (ditandai kenaikan kadar
ureum-kreatinin darah)
4.
Perubahan pengeluaran garam dengan akibat
bengkak di kaki dan tungkai (edema)
5.
Terjadi bendungan aliran darah dan hipertensi.
Pantangan
Makanan Untuk Penyakit Cuci Darah
Beberapa makanan pantangan untuk penderita cuci darah adalah makanan yang
mengandung banyak protein seperti:
- kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, dan kacang kedelai
- makanan olahan dari kacang-kacangan tersebut seperti tahu-tempe
- daging kambing
- kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, dan kacang kedelai
- makanan olahan dari kacang-kacangan tersebut seperti tahu-tempe
- daging kambing
Macam-macam cuci darah
Ada dua macam cuci darah, yakni hemodialisis dan dialisis
peritoneal. Prinsipnya, pada proses dialisis, darah akan dialirkan ke luar
tubuh dan disaring. Kemudian darah yang telah disaring dialirkan kembali ke
dalam tubuh. Pada hemodialisis, proses penyaringan dilakukan oleh suatu mesin
dialisis yang disebut dengan membran dialisis. Jenis dialisis ini yang banyak
dilakukan di Indonesia. Sedangkan pada dialisis peritoneal, jaringan tubuh
pasien sendiri bagian abdomen (perut) yang digunakan sebagai penyaring.
Biasanya dialisis dilakukan 2-3 kali seminggu selama masing-masing 4-5 jam tiap
kali proses.
Cuci darah harus dilakukan secara teratur untuk menghindari
efek yang tidak diinginkan akibat penumpukan sisa metabolime maupun cairan
dalam tubuh. Karena hanya bersifat menggantikan fungsi ginjal, bukan
menyembuhkannya, tindakan dialisis harus dilakukan selama seumur hidup, kecuali
pasien melakukan transplantasi ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar